Judul Buku : Totto-Chan (Gadis Cilik di Jendela)
Penulis : Tetsuko Kuroyanagi
Tahun : 2003
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 272 halaman
ISBN : 979-22-0234-X
Sekolah di Gerbong Kereta
Oleh Ubaidah Zahroh *)
Seorang
gadis cilik yang berwajah cantik, keturunan Jepang bernama Totsky. Namun, kebanyakan orang memanggil dengan
sebutan Totto-Chan. Dia mempunyai seekor anjing yang bernama Rocky, anjing ini
yang selalu menemani Totto-Chan dikala sedih dan senang. Gadis cilik itu pernah
di keluarkan dari sekolah, padahal baru kelas satu SD, dikarenakan sering
membuat ulah yang dapat menganggu belajar temannya yang lain. Kenakalan
Totto-Chan disebabkan ia sering berdiri dijendela selama pelajaran berlangsung,
bermain meja, memanggil pengamen jalanan,dsb. Totto-Chan dianggap oleh Gurunya nakal,
padahal ia hanya punya rasa ingin tahu yang besar. Dia selalu mencoba apa yang
dianggapnya unik atau merasa menyenangkan. Mama Totto-Chan merasa sedih ketika
mendengarkan anaknya dikeluarkan dari sekolah hanya karena ulahnya. Kemudian
Mama mendaftarkan Totto-Chan ke Tomeo Gakuen, yaitu sekolah yang terdiri dari
enam gerbong kereta yang dijadikan sebagai kelas untuk mereka belajar.
Totto-Chan sangat gembira ketika dimasukkan kesekolah gerbong kereta. Ia merasa
bisa belajar smbil menikmati pemandangan
yang berada diluar gerbong kereta dan membayangkan sedang melakukan
perjalanan dengan kereta.
Di
Tomeo Gakuan, tidak adanya peraturan. Mulai dari tempat duduk yang mereka bisa
sesuka hati berpindah tempat, selain itu pada sekolah ini juga konsep pembelajarannyapun
berbeda dengan sekolah-sekolah lain. Disini Guru membuat daftar semua soal dan
pertanyaan mengenai hal-hal yang akan diajarkan pada hari itu. Kemudian Guru
berkata :” Sekarang, mulailah dengan salah satu dari ini. Pilih yang kalian
suka.” Kemudian siswa memilih yang mereka sukai, jadi dalam pembelajrannya
tidak ada yang sama. Ada yang belajar fisika, menggambar, menulis huruf abjad,
ada yang ingin belajar bahasa, sesuai dengan kesukaan mereka. Kerena konsep
yang diterapkan sekolah itu, Totto-Chan merasa senang dan slalu giat berangkat
sekolah.
Kepala
sekolah yang dengan kesabarannya mengajarkan kepada mereka, tentang pelajaran
yang mereka sukai, akan tetapi secara tidak langsung dia sudah mengajarkan tentang
arti sebuah persahabatan, rasa hormat, dan saling menghargai orang lain, rasa
saling berbagi, saling membantu, serta kebebasan untuk menjadi diri mereka
sendiri. Selain itu kepala sekolah juga menerapkan pembelajran diluar kelas
yaitu dengan mengadakan perjalanan yang nantinya dapat di kaitkan dnengan
sebuah pembelajaran. Sekolah itu terasa
begitu lengkap dengan adanya semangat antara kepala sekolah dan siswa Tomeo
Gakuan. Mereka saling melengkapi dan bersahabat. Akan tetapi kegembiraan itu
sirna setelah kepergiannya Yasuaki-Chan teman ynag paling mereka sayangi karena
terkena penyakit polio.
Dengan
serangan yang terjadi pada kota Jepang, menyebabkan banyaknya serdadu yang
gugur dimedan perang. Yang kemudian membuat sekolah Tomeo Gakuen hancur karena
terkena bom dari serangan Amerika. Sehigga tidak adanya barang yang tersisa yang
dapat digunakan untuk membangun sekolah baru atau kehidupan baru lagi. Kini
mereka semua dipisahkan oleh kejadian yang tak diinginkan akan sebuah
perpisahan.
Kelebihan
pada buku ini adalah ceritanya menarik,
bahasanya mudah dipahami, menggugah hati, dan dapat menambahkan pelajaran yang
pelum pernah dipelajari atau didapatkan. Kekurangannya adalah tidak adanya arti
dari sebuah bahasa asing yang terdapat dalam sebuah cerita tersebut. Dijelaskan
artinya hanya pada satu bab saja yang mengenai arti dari nama Totto-Chan. Tidak
adanya keterkaitan atau sambungan dari tiap-tiap bab. Akan lebih baik apabila
pada setiap bab jika ada kata-kata yang asing, maka dibawahnya di beri catatan kaki.
Selain itu dalam setiap bab ceritanya ada keterkaitan antara bab satu dengan
bab lain.
*) Penulis adalah Mahasiswa
UMS, akt 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar