Resensi Buku
Judul Buku : Sekolah Dibubarkan Saja
Penulis : Chu- dieL
Tahun : 2010
Penerbit : INSISTPress
Tebal Buku : xiv + 178 halaman
ISBN :
978-602-8384-34-6
SEKOLAH
DIBUBARKAN SAJA
Oleh Ubaidah Zahroh *)
Sekolah dibubarkan saja dalam buku karya Chu-diel sangat mengemparkan para pembaca buku tersebut. Serta banyaknya tanda tanya “Mengapa Sekolah Harus Dibubarkan Saja…?”. Nah, setelah saya membaca ternyata baru tahu maksud dari penulis mengenai Sekolah dibubarkan saja. Buku ini adalah buku yang ditulis oleh pengarang mengenai pengalamannya dalam belajar dengan para remaja usia sekolah, ketika penulis masih menjadi seorang activis kesehatan dan reproduksi di daerah Sumatra Barat, tempat kehidupan penulis.
Segala
permasalahan yang menimpa para pelajar mengenai konsep belajar mengajar
disekolah. Adanya kekecewaan para pelajar atas sikap dari sekolah yang tak bisa
memberikan hasil yang terbaik, sesuai dengan yang dicita-citakan. Mereka
berpendapat bahwa jadi seorang siswa itu harus mau berusaha. Paradigma
pendidikan sekolah yang hanya menempatkan siswa sebagai objek yang harus
menurut peraturan sekolah, rajin mengerjakan tugas, disiplin hadir di sekolah
dan menyimak total dengan seksama pelajaran-pelajaran yang disampaikan guru di
kelas, membuat suasana belajar menjadi tidak nyaman dan membosankan. Bagaimanapun caranya yang penting sekolahanya mendapatkan tingkatan
prestasi atau bisa dibilang sekolah yang berprestasi cemerlang, selain itu
guru-guru bisa dianggap sebagai pahlawan pendidikan, meskipun apa yang
diajarkan disekolah tidak sesuai dengan yang dipikirkan kebanyakan orang.
Kekecewaan yang dialami oleh para pelajar, membuat mereka menginginkan sekolah
dibubarkan saja.
Penulis
menyampaikan aspirasi-aspirasinya secara cemerlang. Sub judul yang diambil
penulis membuat orang terus berpikir dan mengkritisi masalah tentang pendidikan
disekolah. Pendidikan yang benar-benar aneh, menggambarkan manusia hanya
sebagai robot yang bisa diremot, diarahkan kemana saja oleh pemilik remot
tersebut. Mulai dari menuntut siswa untuk dapat mengunggulkan sekolahanya
dengan ancaman nilai, entah bagaimana cara mereka supaya bisa membanggakan nama
sekolahan, baik itu lewat les umum bahkan sampai harus privat sekalipun yang
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, sekolah di anggap pembunuh
daya kreatif siswa, dengan keterbatasan jurusan pada tiap-tiap sekolah dan juga
ada yang berpendapat “Orang Miskin Dilarang Masuk”.
Penulis juga kecewa dan
mempertanyakan mengenai pesta yang diadakan setelah ujian sekolah yang
dilakukan dengan kecurangan-kecurangan dimana-mana. Semua kegelisahan
pendidikan formal dari penulis mengakumulasi pada tanda tanya eksis sebuah
“pabrik”.
Karena itulah, penulis mengatakan, pelajaran yang
paling menarik bagi siswa di sekolah adalah ketika ada pengumuman para guru
sedang rapat atau sekolah diliburkan tiba-tiba. Sekolah dianggap sebagai
satu-satunya jalan menuju kesuksesan. Padahal tak selamanya dan tidak seperti
apa yang dibayangkan. Buku ini mencoba membuka nalar pikiran kita. walaupun
belum mendapatkan solusinya.
*) Penulis adalah Mahasiswa UMS, akt 2011.
Terimakasih sudah membaca buku "sekolah dibubarkan saja!" Dan mempublish tulisan ini
BalasHapusBy:afdillah chudiel